Translate

Sabtu, 07 Maret 2015

Perempuan yang Tertawan Senja




Ia ingin menyanyi sekali lagi
Di bibir pantai
Sembari menyisir rambutnya yang berkibar
Seperti kemarin
Ketika udara masih sama

Tapi siapakah yang bisa menghentikan?
Kapal yang tenggelam
Di pinggiran dermaga tempat ia menambatkan langkah
Aroma solar yang menyengat hidung
Dan bentuk-bentuk abstrak yang menghalangi pandangannya
Akan jingga
Akan senja

Perempuan itu meradang
Lengkingannya mengerat tulang-tulang
Tapi siapakah yang peduli pada seorang perempuan?
Yang meratapi kesucian air yang ia anggap adalah miliknya
Namun dijamah semua orang

Perempuan itu tak pernah beranjak
Dari kilau jingga yang semerbak
Ia tetap bersetia di sana
Menunggu . . .
Segala sesuatu akan berubah
Air yang dicintainya kembali suci
Agar ia bisa memadamkan kobaran api di matanya

Namun sayang,
Waktu takkan pernah sama
Air itu tak berubah
Semakin berkarat
Kotornya terlihat betah
Dan ribuan tangan-tangan jalang ikut menyetubuhinya

Tapi sekali lagi
Perempuan itu tetap berdiam di sana
Ketabahannya sekokoh baja
Tak ada yang bisa mengalahkannya
Jemarinya yang melepuh dirajam masa
Tetap mampu, merampas selimut rasa dingin dari sang malam
Memeras keringat dari hujan terik mentari
Sebab ia tahu
Ia belum kehilangan sesuatu
Senja itu masih miliknya . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar